www.musirawasterkini.com

Musi Rawas – Pasca kegiatan Seleksi Tim Sepakbola Putri Musi Rawas yang dilakukan oleh Dispora Kabupaten Musi Rawas pada Rabu, (25/05/2021). Hal tersebut terus menuai kritik dari berbagai pihak, pasalnya seleksi tersebut diduga tidak sesuai mekanisme yang ada sesuai regulasi PSSI.

Dimana dalam kegiatanya, Dispora Musi Rawas sudah sangat jelas mengangkangi ataupun mengambil alih fungsi PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) di bawah naungan KONI Musi Rawas dan Cenderung Dispora memaksakan kegiatan tersebut berjalan meskipun seharusnya kegiatan seleksi tim sepak bola putri dijalankan oleh PSSI dalam hal ini Askab PSSI Musi Rawas selaku satu-satunya induk persepakbolaan di Indonesia.

Lalu bagaimanakah mekanisme semestinya yang seharusnya dilakukan, berikut adalah mekanisme yang baik di lakukan dalam penjaringan Atlit sesuai prosedurnya :

Menurut tokoh intelek olahraga Ever Sovensi, S.Si, M.Pd yang merupakan salah satu Dosen STKIP PGRI Lubuklinggau mengatakan, terkait hal ini harusnya pihak terkait, berwenang hanya memberikan suporte ataupun memfasilitasi Askab menjelang ataupun saat kegiatan itu berlangsung.

“Kalo tim daerah, biasanya yang menyerahkan mandat tersebut dari KONI, siapa yang akan diberikan wewenang menyeleksi dalam hal ini tentu Askab PSSI dan diteruskan kepada Tim seleksi,” ujar Ever saat di wawancarai wartawan.

Saat ditanya terkait seleksi yang dilakukan oleh Dispora, Ever mengatakan wewenang Dispora bisa melakukannya sendiri apa bila itu mengenai jenjang pendidikan. “Ya, kalo diseleksi oleh Dispora, tidak ada terkaitannya dengan pendidikan ya lebih tepatnya di serahkan kepada pengcab dalam hal ini PSSI, jika Dispora mengambil alih kurang efektif, karena secara proseduralnya sangat disayangkan,” papar Dosen Fakultas Olahraga STKIP PGRI Lubuklinggau tersebut.

Lebih lanjut Ever menyampaikan, dalam penyelesaian tersebut setidaknya yang lebih memiliki wewenang adalah PSSI, dimana PSSI mengetahui kondisi para atlit di setiap Tim di bawah naungannya.

“Jika itu dikembalikan kepada pengurus cabang, maka perekrutan pemain akan lebih baik jika pengcab yang melaksanakan kegitanya,” tambah Ever.

Secara prosedural sangat disayangkan, dalam hal ini Dispora pun tanpa berkordinasi dengan KONI terlebih dahulu, “Sebenarnya untuk yang mewakili tersebut harusnya ada kordinasi dari Dispora terhadap KONI ataupun Pengcab dalam hal ini PSSI,” lanjutnya.

Dalam hal situasi ini, instansi terkait cenderung tidak memahami tupoksi kerjanya, dimana seharusnya Dinas terkait sebagai fasilitator untuk menjalankan kegiatan Pengcab PSSI justru mengambil peran serta cenderung memiliki kepentingan tersendiri.

“Ya, Sepak bola tidak serta merta Dispora, dalam hal ini seolah-olah ada pegabaian dari pihak Dispora terhadap pengurus cabang dalam hal ini PSSI,” tegas Ever.

Ia pun menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Dispora, dimana seharusnya yang lebih tepat jika ada program atau kegiatan Dispora, lebih baik untuk berkoordinasi dengan KONI dan Pengcab, tapi jika itu telah terjadi, Ia menyarankan Askab untuk berkordinasi dengan Asprov guna menentukan tindakan selanjutnya.

“Jika memang ini club atau tim yang diperuntukan untuk perwakilan daerah, saya menyarankan agar Pengcab berkordinasi dengan Asprov PSSI terkait,” ujar Dosen muda ini.

Ia menambahkan Jika regulasinya kompetisi nantinya mengacu pada aturan PSSI, ya harus yang mengambil alih adalah PSSI. Dalam hal ini kecil keterkaitan Dispora untuk melakukan perekrutan pemain, terkecuali kompetisi yang akan dilakukan itu menyangkut pendidikan.

“Kalau memang regulasinya mengikut acuan PSSI sebaiknya Ia sejalan dengan PSSI Kabupaten/ Kota, sebaiknya PSSI Kabupaten ataupun KONI Musi Rawas berkordinasi dengan PSSI provinsi,” papar Dosen Penjaskesrek tersebut.

Sementara itu Ketua KONI Kabupaten Musi Rawas Azhari, ST memberikan tanggapannya terkait polemik ini, ia bahkan tidak mengetahui terkait kegiatan seleksi tim sepak bola Musi Rawas, bahkan tak ada kordinasi yang dilakukan oleh Dispora maupun PSSI.

“Masalah seleksi Tim Sepak Bola Putri Musi Rawas, saya selaku ketua KONI Musi Rawas tidak mengetahui hal tersebut, tidak ada komunikasi baik itu pemberitahuan ataupun undangan mengenai kegiatan tersebut,” ujar Azhari.

Azhari menambahkan, Menurutnya Seleksi untuk merekrut atlit dalam olahraga seharusnya dilakukan dengan tahapan-tahapan yang panjang dan seorang pelatih ataupun Tim penyeleksi tidak dapat menentukan Tim dengan satu kali pertemuan dan dengan waktu yang cukup singkat, hal tersebut akan berdampak kepada sekuad Tim nantinya.

“Kalu bicara masalah mekanisme, seleksi seharusnya dilakukan secara bertahap dan sesuai prosedur, agar mendapatkan atlet yang benar-benar siap tarung” pungkas Ketua KONI Musi Rawas. (Tim)