Musi Rawas, — Terpuruknya prestasi Kabupaten Musi Rawas (Mura) yang hanya mampu berada diposisi ke-15 dari 17 peserta kontestan pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX Tingkat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dikarenakan Pemkab Mura mengedepankan kearifan lokal.

Demikian dikatakan Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Mura, M Yusran Amri, saat di temui awak media, usai sholat Ashar di Masjid Agung Darussalam M.Beliti Selasa (15/9/2020).

“Walaupun tidak mendapatkan prestasi juara, namun ada suatu kebanggaan tersendiri bagi kita. Karna mulai dari tahun ini secara bersama kita berkomitmen untuk menggunakan produk-produk lokal,”Ucapnya.

Produk lokal dimaksud, sambung Yusran, yaitu pihaknya mengirim peserta MTQ yang merupakan putra-putri asli atau berdomisili di Kabupaten Mura.

“Prestasi dalam perlombaan bukanlah suatu indikator gagal atau berhasilnya Program Mura Religius,”ujarnya.

“Dikatakannya, prestasi itu merupakan bonus, namun prestasi itu juga penting. Tapi tidak bisa dijadikan indikator kalau suatu daerah itu religius atau tidak.

“Kami tidak menuntut dan menfokuskan para santri berprestasi, tapi kami lebih memfokuskan kepada pembinaan mental,”jelasnya.

Diakui Yusran, saat ini santri yang ada belum semuanya terbina dengan baik. Pihaknya bisa saja mengambil santri dari luar daerah Mura untuk menuai prestasi atau juara diajang MTQ XXIX Tingkat Provinsi Sumsel kemarin, namun kurang elok jika memakai peserta dari daerah lain, demi mendapatkan gelar juara dan prestasi tersebut.

“Untuk pembinaan santri, di masing-masing desa maupun Kecamatan sudah ada guru ngaji. Dan Pemkab Mura sudah menggucurkan anggaran untuk pembinaan serta penambahan intensif bagi guru ngaji,”jelasnya.

Menurutnya, pihaknya hanya memfasilitasi pembinaan yang dilakukan pihak kecamatan dan desa/kelurahan melalui Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ).

“Saat ini yang terdata sebanyak 704 guru ngaji. Untuk memberikan semangat para guru ngaji, kita berikan insentif kepada mereka sebesar Rp. 160 ribu perbulan dan diberikan per triwulan,”ucap Yusran.

“Selain 704 guru ngaji, lanjut Yusran, insentif juga diberikan kepada 205 Tokoh Agama, 552 Marbot serta Petugas Penghubung Urusan Keagamaan Desa/Kelurahan (P2UKD) SK Provinsi 132 petugas dan P2UKD SK Bupati 76 petugas, tutupnya”.

Anggie Arine

MusiRawasTerkini.Com