Musirawasterkini.com – Menyikapi terjadinya kelangkaan gas elpiji di Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel), Pemerintah Kota (Pemkot) Lubuklinggau menggelar rapat pembahasan penambahan kuota elpiji bersubsidi 3 Kg.
Rapat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau, H. A. Rahman Sani, di Op Room Dayang Torek Pemkot Lubuklinggau, Rabu (11/11/2020).
Dalam arahannya, sekda menyampaikan saat ini di Kota Lubuklinggau sedang terjadi kelangkaan elpiji 3 Kg. “Bahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Lubuklinggau telah melakukan operasi pasar guna mengatasi kelangkaan elpiji tersebut,” katanya.
Diharapkan, tambah sekda, subsidi elpiji 3 Kg benar-benar tepat sasaran karena kuotanya terbatas. “Pemkot Lubuklinggau akan berupaya menambahkan kuota elpiji, dan jika mendapat tambahan nanti jangan sampai terjadi kelangkaan lagi,” ujarnya.
Sekda juga meminta pihak terkait untuk membentuk tim guna mengawasi langsung elpiji 3 Kg, dan hitung kembali berapa kebutuhan ril masyarakat. “Apabila perlu penambahan kuota, segera lakukan pengajuan penambahan kuota. Mungkin kuota bisa ditambah karena adanya data orang miskin baru akibat Covid-19,” imbuhnya.
Dikesempatan yang sama, Kepala Disperindag Kota Lubuklinggau, Surya Darma mengungkapkan, kasus kelangkaan elpiji di Kota Lubuklinggau tak jauh berbeda dengan daerah lain. “Syarat mengajukan kuota tambahan, harus dihitung dulu jumlah rumah tangga miskin,” katanya.
Menurut Surya Darma, penghitungan kuota berdasarkan standar dari Kementerian SDM (Sumber Daya Mineral) bukan dari Pertamina, karena Pertamina hanya menjual.
“Masalah kelangkaan ini sudah dilaporkan ke Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Palembang. BPH Migas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengaturan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan gas bumi serta pengangkutan gas bumi melalui pipa pada kegiatan usaha hilir,” jelasnya.
Surya Darma mengaku akan membentuk tim untuk mengawasi langsung di lapangan agar tidak ada penyimpangan elpiji 3 Kg. “Mengenai harga, memang ada kenaikan karena pengecer mengaku untungnya kecil. Atas dasar itu, kita menganjurkan untuk langsung ke pangkalan gas,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, A.H. Ritonga menyampaikan, dari pemerintah pusat tidak ada masalah. Mungkin dari tingkat pengecer agak melenceng dari kuota.
“Data orang miskin di Kota Lubuklinggau 18.813 kepala keluarga (KK), sedangkan kuota tabung sebanyak 190.000,” jelas Ritonga.
Menurut Ritonga, dilihat dari jumlah kuota tabung gas dan jumlah data orang miskin kuota elpiji di Kota Lubuklinggau tentu kebutuhan tabung dapat terpenuhi, dimana 1 KK dapat menggunakan 2- 3 tabung per pekan.
“Mungkin penyebab kelangkaan elpiji 3 Kg ini dikarenakan banyaknya UMKM rumahan yang tidak terdata dan UMKM yang baru-baru ini bertambah di Kota Lubuklinggau,” tukasnya. (*)