www.musirawasterkini.com

Maha Suci Allah yang telah menciptakan langit dan bumi. Pada tajuk artikel saya kali ini lebih menjurus kepada larangan membuka aib orang lain. Kebetulan dunia medsos selalu dihebohkan dengan menyebarkan berita viral yang kadangkala bersifat membuka aib orang lain, maka saya merasa terpanggil untuk menulis artikel ini.

Mari kita sama sama berfikir sejenak tentang satu hadis riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tidaklah seseorang hamba menutup aib hamba yang lain, melainkan Allah tutup aib hamba yang pertama tadi pada hari kiamat.” (Hadis riwayat Imam Muslim -2590 dalam sahih-nya.

Hadis di atas menunjukkan betapa Allah melarang hambaNya untuk membuka aib antara sesama. Di saat kita sendiri yang melakukan khilaf, kita benar benar mengharap kepada Allah agar aib kita tidak tersebar demi menjaga nama baik kita dan keluarga. Begitu jugak dengan orang lain.

Menyebar aib orang itu termasuklah mereka yang suka menjaja kisah keruntuhan rumahtangga orang, merakam video kelakuan seksual, menyebar poster atau gambar mengaibkan dan ada yang mengejek bentuk fizikal seseorang sehinggakan membuka aib isteri atau suami juga dilarang dalam Islam.

Sabda Baginda Rasulullah bermaksud: “Wahai sekalian manusia yang beriman dengan lidahnya, (namun) belum masuk iman ke dalam hatinya”.

“Janganlah engkau sekalian mengumpat orang-orang Islam dan jangan membuka aib mereka, (kerana) sesungguhnya orang yang membuka aib saudaranya yang muslim, maka Allah akan membuka aibnya.

Daripada Ibn Umar R.anhuma bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barangsiapa yang mencari-cari aib (atau kelemahan) saudaranya yang Muslim, nescaya Allah akan membuka aibnya walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (Hadis riwayat Imam al-Tirmidhi – 2032)

Adalah sebaik baiknya di saat kita mengetahui aib orang, hendaklah kita mendiamkan diri dan menutupnya dari orang lain. Jangan menyebarkan di media sosial atau di mana mana. Boleh jadi aib yang kita tutup itu merupakan satu kebaikan untuk kita di akhirat kita. Ingat, dosa manusia terhadap Allah, bisa terampun melalui taubat nasuha manakala dosa manusia terhadap manusia akan terhapus dengan kemaafan dan redha orang yang kita zalimi itu.

Berfikirlah secara bijak dan bertindak secara wajar.

(والله أعلمُ بالـصـواب)

Chinta Naela Sarah